Etika konservasi sumberdaya yang bisa habis mengacu pada penghematan
sumberdaya alam untuk digunakan di masa mendatang, disini mempertimbangkan
kepentingan generasi yang akan datang. Setidaknya ada dua macam kepedulian
lingkungan, yaitu kepedulian lingkungan yang dangkal (shallow ecology) dan
kepedulian lingkungan yang dalam (deep ecology).
Kepedulian
lingkungan yang dangkal menunjukkan perhatian kepada kepentingan-kepentingan yang sering diabaikan dalam ekonomi
tradisional, pandangan ini menganggap alam bernilai hanya sejauh ia bermanfaat
bagi kepentingan manusia, dan bukan karena alam bernilai pada dirinya sendiri.
Pada kepedulian lingkungan yang dalam sudah mempertimbangkan kepentingan
generasi-generasi yang akan datang.
Pencemaran dan kemerosotan mutu lingkungan
hidup manusia karena ulah manusia
itu sendiri yang merusak habitatnya sendiri. Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi demi kesejahteraan umat manusia
terkadang tanpa disertai dengan wawasan
lingkungan yang benar dan kesadaran yang cukup dalam
memanfaatkan sumberdaya alam, hal tersebut tentu akan menyebabkan kemerosotan mutu lingkungan.
Dalam proses produksi misalnya diperlukan proses produksi yang efisien dan ramah
lingkungan. Perusahaan hendaknya memperhatikan limbah yang
dihasilkan. Jadi pada dasamya manusia itu harus memiliki komitmen moral
untuk menciptakan solidaritas kemanusiaan agar lebih peduli terhadap
penciptaan keharmonisan hidup sesama manusia dengan lingkungannya secara serasi
dan seimbang.
Setidaknya agenda enam masalah yang timbul berkaitan
dengan lingkungan, yaitu:
(1)
Limbah Beracun
Seringkali perusahaan membuang limbahnya ke sungai di
sekitarnya, tanpa terlebih dahulu mengolahnya menjadi tak beracun.
Akibatnya air sungai menjadi tercemar sehingga tidak layak dipakai, ikan-ikan
menjadi mati, bahkan limbah tersebut merembes ke air tanah mengakibatkan
air tanah tidak layak untuk dikonsumsi, dan tentu hal ini dapat
membahayakan kesehatan masyarakat.
(2)
Efek Rumah Kaca
Naiknya suhu permukaan bumi disebabkan karena panas yang
diterima bumi terhalang oleh partikel-partikel gas yang dilemparkan dalam
atmosfer karena ulah manusia, sehingga tidak bisa keluar. Penyebabnya
diantaranya adalah karena pembakaran produk-produk minyak bumi dan batu
bara. Hal ini akan berdampak negatif yaitu memperluas padang pasir,
melelehkan lapisan es di kutub serta meningkatkan permukaan air laut.
(3)
Perusakan Lapisan Ozon
Lapisan ozon berfungsi untuk menyaring sinar
ultraviolet. Namun sekarang lapisan ozon semakin rusak, hal ini dapat terjadi
karena pelepasan gas klorofluorokarbon (CFC) ke udara, pengaruh terbesar
disebabkan karena penyemprotan aerosol, lemari es, dan AC.
(4)
Hujan Asam
Asam dari emisi industri bergabung dengan air hujan,
yang nantinya akan masuk
ke dalam tanah, danau ataupun sungai. Tentunya hal ini dapat mengakibatkan
kerusakan hutan, merusak gedung, dan bahkan bisa menghancur-kan logam-logam beracun karena derajat
keasamannya.
(5)
Penebangan Hutan
Penebangan hutan secara liar tanpa menghijaukannya kembali
tentu berakibat sangat buruk. Hal ini sudah dibuktikan dengan bencana yang
terjadi akhir-akhir ini, dimana longsor dan banjir bandang telah menelan korban jiwa yang tidak sedikit jumlahnya.
(6)
Pencemaran Udara
Polusi udara bukanlah barang baru, udara telah bersama
kita semenjak terjadinya Revolusi industri dunia, saat cerobong-cerobong asap pabrik mulai berdiri.
Terutama dikeluarkan dari pembuangan kendaraan bermotor dan proses industri.
Ditambah lagi dengan kebakaran hutan yang asapnya sangat
mempengaruhi kesehatan dan juga mengganggu jarak pandang kita.