Pertama, iklan
merong-rong otonomi dan kebebasan manusia. Iklan membuat manusia tidak
lagi dihargai kebebasannya dalam menentukan pilihannya untuk memperoleh
produk tertentu. Banyak pilihan dan pola konsumsi manusia modern
sesungguhnya adalah pilihan iklan. Manusia didikte oleh iklan dan tunduk
kepada kemauan iklan, khususnya iklan manipultive dan persuasive non
rasional. Ini justru sangat bertentangan dengan inferati moral Kant bahwa
manusia tidak boleh diperlakukan hanya sebagai alat demi kepentingan
lain diluar dirinya. Manusia harus dihargai sebagai makhluk yang mampu
menentukan pilihannya sendiri, termasuk dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya sehari-hari. Pada fenomena iklan manipulative, manusia
benar-benar menjadi objek untuk mengeruk keuntungan sebesar-besarnya dan
tidak sekedar diberi informasi untuk membantunya memilih produk
tertentu.
Kedua, dalam
kaitan dengan itu iklan manipulative dan persuative non rasional
menciptakan kebutuhan manusia dengan akibat manusia modern menjadi
konsumtif. Secara ekonomis hal itu baik karena akan menciptakan
permintaan dan ikut menaikkan daya beli masyarakat.bahkan dapat memacu
produktivitas kerja manusia hanya demi memenuhi kebutuhn hidupnya yang
terus bertambah dan meluas.namun dipihak lain muncul masyarakat
konsumtif, dimana banyak dari apa yang dianggp manusia sebagai
kebutuhannya yang sebenarnya bukan kebutuhan yang hakiki.
Ketiga, yang
juga menjai persoalan etis yang serius adalah bahwa iklan manipulative
dan persuative non rasional malah membentuk dan menentukan identitas
atau ciri dari manusia modern. Manusia modern merasa belum menjadi
dirinya kalau belum memiliki barang sebagimana di tawarkan iklan, ia
belum merasa diri penuh kalau belum memakai minyak rambut seperti
diiklankan bintang film terkenal dan seterusnya. Identitas manusia
modern hanyalah identitas misal : serba sama, serba tiruan, serba
polesan dan serba instan. Manusia mengkonsumsi produk yang sama, maka
jadilah identitas manusia modern jadinya hanyalah rancangan pihak
tertentu di fabricated. Yang di pujapun lebih banyak kali adalah kesan
luar, polesan, kepura-puraan
Keempat, bagi
masyarakat modern tingkat perbedaan ekonomi dan social yang tinggi akan
merong-rong rasa keadilan sosial masyarakat. Iklan yang menampilkan
yang serba mewah sangat ironis dengan kenyataan sosial, dimana banyak
anggota masyarakat masih berjuang sekedar hiup. Iklan yang mewah trampil
seakan-akan tanpa punya rasa solidaritas dengan sesama yang miskin
Kendati
dalam kenyatan prakts sulit menilai secara umum etis tidaknya iklan
tersebut, ada baiknya kami paparkan beberapa prinsip yang kiranya perlu
diperhatikan dalam iklan, yaitu. Pertama, iklan tidak boleh
menyampaikan informasi yang palsu dengan maksud untuk memperdaya
konsumen. Masyarakt dan konsumen tidak boleh diperdaya oleh iklan untuk
membeli produk tertentu. Mereka juga tidak boleh dirugikan hanya karena
telah diperdaya oleh iklan tertentu. Kedua, iklan wajib menyampaikan semua informasi tentang produk tertentu, khususnya menyangkut keamanan dan keselamatan manusia. Ketiga, iklan tidak boleh mengarah pada pemaksaan, khususnya secara kasar dan terang-terangan. Keempat, iklan
tidak boleh mengarah pada tindakan yang bertentangan dengan moralitas :
tindak kekerasan, penipuan, pelecehan seksual, diskriminasi, perendahan
martabat manusia dan sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar